Selasa, 02 April 2013


ALGORITMA PENJADWALAN



Abstrak
Paper ini membicarakan tentang penjadwalan proses untuk manajemen proses yang mengelola proses-proses yang datang. Penjadwalan proses ini akan menentukan proses mana dulu dan berapa lama proses tersebut akan mendapatkan pelayanan dari CPU. Penjadwalan proses dapat dilakukan dengan beberapa algoritma penjadwalan, dan setiap algoritma memiliki kaunggulannya masing-masing. Algoritma yang dibahas dalam paper ini adalah algoritma penjadwalan Multilevel Queue, Multilevel Feedback Queue dan algoritma penjadwalan Guaranteed yang menerapkan strategi preemptive berdasarkan prioritas dinamis. Selain itu akan dibahas juga algortima penjadwalan Processor Jamak (Multiple Processor Schedulling) sebagai pembanding dengan algoritma penjadwalan yang lain dimana pada penjadwalan ini dibutuhkan dua processor dalam melakukan sebuah penjadwalan pada suatu proses. Dalam paper ini juga akan dijelaskan kelemahan serta kelebihan masing – masing Algoritma Penjadwalan.














I.                   Pendahuluan
           Sekarang ini, perkembangan komputer sudah sangat pesat dan banyak digunakan dalam bidang kehidupan. Seringkali pengguna komputer hanya menggunakan komputer untuk menyelesaikan persoalan yang mereka hadapi tanpa tahu bagaimana computer memprosesnya. Seperti halnya tentang sistem operasi yang merupakan interface antara pengguna dengan perangkat keras computer sehingga kita tidak dirumitkan rincian-rincian pengoperasian perangkat keras.
           Sistem operasi melakukan beragam tugas, salah satu tugas yang paling penting adalah manajemen proses, dimana mengelola semua proses aktif dan mengalokasikan sumber daya ke proses-proses itu sesuai kebijaksanaan yang diambil untuk memenuhi sasaran kinerja. Untuk memutuskan proses yang harus berjalan, kapan dan selama berapa lama proses itu berjalan maka diperlukan suatu teknik penjadwalan yang efektif.
           Ada berbagai macam teknik penjadwalan proses dengan keunggulannya masing-masing dan yang dibahas adalah penjadwalan Multilevel Queue, penjadwalan Multilevel Feedback Queue, dan penjadwalan Guaranteed yang akan dibandingkan dengan teknik penjadwalan yang paling berbeda yaitu penjadwalan Prosessor Jamak (Multiple Processor)
           Tujuan penelitian ini adalah membahas dan menganalisis lebih rinci tentang penjadwalan Multilevel Queue, Multilevel Feedback Queue, penjadwalan Guaranteed, penjadwalan Prosessor Jamak dan perancangan simulasi untuk menggambarkan kinerja teknik penjadwalan tersebut seta mengulas beberapa kelemahan dan keunggulan masing – masing algoritma penjadwalan.

II.                Landasan Teori
Sebagaimana di ketahui Penjadwalan adalah fungsi dasar dari sistem operasi, semua resource komputer di jadwalkan sebelum digunakan.
Penjadwalan CPU adalah pemilihan proses dari Ready Queue untuk dapat di eksekusi. Penjadwalan CPU di dasarkan pada sistem operasi yang menggunakan prinsip Multiprogramming, yaitu beberapa proses berjalan dalam suatu waktu.

Penjadwalan bertugas memutuskan :
a.       Proses yang harus berjalan.
b.      Kapan dan selama berapa lama proses itu berjalan.
Dalam penjadwalan proses, ada pertimbangan untuk menjalankan penjadwalan diantaranya :
1.      Berpindah dari keadaan running ke waiting
2.      Berpindah dari keadaan running ke ready (interrupt)
3.      Berpindah dari waiting ke ready (completion I/O)
4.      Selesai.
Pada saat CPU Idle, sistem operasi harus memilih proses yang ada dalam memori utama (Ready Queue) dan mengalokasikan CPU untuk mengeksekusinya. Setiap proses dalam ready queue harus mengantri sebelum mendapat giliran eksekusi dalam CPU.
Setelah mempelajari konsep dasar algoritma penjadwalan proses ini, mahasiswa di harapkan akan mampu :
a.       Memahami konsep tentang dasar-dasar penjadwalan pada CPU.
b.      Memahami kriteria apa saja yang di perlukan untuk penjadwalan pada CPU.
c.       Memahami beberapa algoritma penjadwalan pada CPU.

III.             Pembahasan
Penjadwalan proses adalah kumpulan kebijasanaan dan mekanisme pada sistem operasi berkenaan dengan urutan kerja yang dilakukan sistem komputer. Penjadwalan bertugas memutuskan proses yang harus berjalan, kapan, dan selama berapa lama proses itu berjalan.
Kriteria – kriteria yang dilakukan untuk mengukur dan optimasi kinerja penjadwalan antara lain:
1.      Adil (fairness)
2.      Efisiensi
3.      Waktu tanggap (response time)
4.      Turn around time
5.      Through put.

A.    Algoritma Penjadwalan
1.         Multilevel Queue Schedulling
Dari gambar di atas terlihat bahwa akan terjadi pengelompokan proses-proses berdasarkan prioritasnya. Dalam hal ini, dapat dilihat bahwa seolah-olah algoritma dengan prioritas yang dasar adalah algoritma multilevel queue dimana setiap queue akan berjalan dengan algoritma First Come First Served (FCFS) yang memiliki banyak kelemahan. Oleh karena itu, dalam prakteknya, algoritma multilevel queue memungkinkan adanya penerapan algoritma internal dalam masing-masing sub-antriannya, yang bisa memiliki algoritma internal yang berbeda untuk meningkatkan kinerjanya. Berawal dari priority scheduling, algoritma ini pun memiliki kelemahan yang sama dengan priority scheduling, yaitu sangat mungkin bahwa suatu proses pada queue dengan prioritas rendah bisa saja tidak mendapat jatah CPU. Untuk mengatasi hal tersebut, salah satu caranya adalah dengan memodifikasi algoritma ini dengan adanya jatah waktu maksimal untuk tiap antrian, sehingga jika suatu antrian memakan terlalu banyak waktu, maka prosesnya akan dihentikan dan digantikan oleh antrian dibawahnya, dan tentu saja batas waktu untuk tiap antrian bisa saja sangat berbeda tergantung pada prioritas masing-masing antrian.


2.      Multilevel Feedback Queue Schedulling
Multilevel feedback queue adalah salah satu algoritma yang berdasar pada algoritma multilevel queue. Perbedaan mendasar yang membedakan multilevel feedback queue dengan multilevel queue biasa adalah terletak pada adanya kemungkinan suatu proses berpindah dari satu antrian ke antrian lainnya, entah dengan prioritas yang lebih rendah ataupun lebih tinggi, misalnya pada contoh berikut:
a.      Semua proses yang baru datang akan diletakkan pada queue 0 ( quantum= 8 ms).
b.      Jika suatu proses tidak dapat diselesaikan dalam 8 ms, maka proses tersebut akan dihentikan dan dipindahkan ke queue 1 ( quantum= 16 ms).
c.       Queue 1 hanya akan dikerjakan jika tidak ada lagi proses di queue 0, dan jika suatu proses di queue 1 tidak selesai dalam 16 ms, maka proses tersebut akan dipindahkan ke queue 2.
d.      Queue 2 akan dikerjakan bila queue 0 dan 1 kosong, dan akan berjalan dengan algoritma FCFS.
Disini terlihat bahwa ada kemungkinan terjadinya perpindahan proses antar queue, dalam hal ini ditentukan oleh time quantum, namun dalam prakteknya penerapan algoritma multilevel feedback queue akan diterapkan dengan mendefinisikan terlebih dahulu parameter-parameternya, yaitu:

a.      Jumlah antrian.
b.      Algoritma internal tiap queue.
c.       Aturan sebuah proses naik ke antrian yang lebih tinggi.
d.      Aturan sebuah proses turun ke antrian yang lebih rendah.
e.      Antrian yang akan dimasuki tiap proses yang baru datang.

3.      Guaranteed Schedulling
Algoritma penjadwalan ini memberikan daya pemroses yang sama untuk membuat dan menyesuaikan kinerja. Algoritma yang memiliki kinerja yang cukup bagus akan menjanjikan kelangsungan yang baik pula. Misalnya ada X pemakai, maka setiap proses atau pemakai akan mendapatkan 1/X dari daya pemroses CPU. Untuk mewujudkannya, system harus selalu menyimpan informasi tentang jumlah waktu CPU untuk semua proses sejak login dan juga harus selalu menyimpan informasi tentang berapa lama pemakai sedang login. System harus tahu berapa CPU time untuk meyakinkan bahwa setiap pengguna mendapatkan jatah waktu menggunakan CPU sesuai haknya dan juga berapa CPU time yang diperlukan oleh setiap proses 1 pengguna serta berapa CPU time yang diperlukan oleh tiap-tiap pengguna.
Misalkan ada 5 pengguna, seperti pada table berikut:
Pengguna
CPU Time
A
5
B
4
C
8
D
1
E
2

Total waktu yang digunakan untuk mengakses kelima pengguna tersebut adalah 20ms, sehingga diharapkan tiap pengguna mendapatkan 20/5=4 ms. Kenyataannya, mulai sejak login sampai saat ini tiap-tiap pengguna telah mendapatkan CPU seperti pada table berikut. Rasio antara CPU yang diperoleh sampai saat ini (actual) dengan CPU tang seharusnya diperoleh (4 ms) dapat dicari dengan:
Pengguna
CPU Aktual
Rasio
A
3
3/4=0.75
B
6
6/4=1.5
C
2
2/4=0.5
D
1
1/4=0.25
E
1
1/4=0.25




Dapat dilihat bahwa Pengguna A memiliki rasio 0.75, artinya A baru mendapatkan ¾ dari jatah waktu yang seharusnya diterima. Pengguna B memiliki rasio 1.5, artinya B mendapatkan 1.5 waktu dari jatah yang seharusnya didapatkan. Algoritma ini menjalankan proses dengan rasio yang paling rendah dulu sampai proses tersebut mendapatkan rasio melebihi rasio proses yang sebelumnya mempunyai rasio satu tingkat labih tinggi darinya.
4.      Multiple Processor Schedulling
Untuk mempertinggi kinerja, kehandalan, kemampuan komputasi, paralelisme, dan keekonomisan dari suatu sistem, tambahan prosesor dapat diimplementasikan ke dalam sistem tersebut. Sistem seperti ini disebut dengan sistem yang bekerja dengan banyak prosesor (prosesor jamak atau multiprocessor). Seperti halnya pada prosesor tunggal, prosesor jamak juga membutuhkan penjadwalan. Namun pada prosesor jamak, penjadwalannya jauh lebih kompleks daripada prosesor tunggal karena pada prosesor jamak memungkinkan adanya load sharing antar prosesor yang menyebabkan penjadwalan menjadi lebih kompleks namun kemampuan sistem tersebut menjadi lebih baik. Oleh karena itu, kita perlu mempelajari penjadwalan pada prosesor jamak berhubung sistem dengan prosesor jamak akan semakin banyak digunakan karena kemampuannya yang lebih baik dari sistem dengan prosesor tunggal.

Jenis – jenis Multiple Processor Schedulling
a.       Penjadwalan Mater/Slave
Pendekatan pertama untuk penjadwalan prosesor jamak adalah penjadwalan asymmetric multiprocessing atau bisa disebut juga sebagai penjadwalan master/slave. Dimana pada metode ini hanya satu prosesor( master) yang menangani semua keputusan penjadwalan, pemrosesan M/K, dan aktivitas sistem lainnya dan prosesor lainnya ( slave) hanya mengeksekusi proses. Metode ini sederhana karena hanya satu prosesor yang mengakses struktur data sistem dan juga mengurangi data sharing. Dalam teknik penjadwalan master/slave, satu prosesor menjaga status dari semua proses dalam sistem dan menjadwalkan kinerja untuk semua prosesor slave. Sebagai contoh, prosesor master memilih proses yang akan dieksekusi, kemudian mencari prosesor yang available, dan memberikan instruksi Start processor. Prosesor slave memulai eksekusi pada lokasi memori yang dituju. Saat slave mengalami sebuah kondisi tertentu seperti meminta M/K, prosesor slave memberi interupsi kepada prosesor master dan berhenti untuk menunggu perintah selanjutnya. Perlu diketahui bahwa prosesor slave yang berbeda dapat ditujukan untuk suatu proses yang sama pada waktu yang berbeda.
Gambar 15.1. Multiprogramming dengan multiprocessor
Multiprogramming dengan multiprocessor

Gambar di atas mengilustrasikan perilaku dari multiprocessor yang digunakan untuk multiprogramming Beberapa proses terpisah dialokasikan di dalam memori. Ruang alamat proses terdiri dari halaman-halaman sehingga hanya sebagian saja dari proses tersebut yang berada dalam memori pada satu waktu. Hal ini memungkinkan banyak proses dapat aktif dalam sistem.
b.      Penjadwalan Symmetric Multiprocessing (SMP)
Penjadwalan SMP ( Symmetric multiprocessing) adalah pendekatan kedua untuk penjadwalan prosesor jamak. Dimana setiap prosesor menjadwalkan dirinya sendiri ( self scheduling). Semua proses mungkin berada pada antrian ready yang biasa, atau mungkin setiap prosesor memiliki antrian ready tersendiri. Bagaimanapun juga, penjadwalan terlaksana dengan menjadwalkan setiap prosesor untuk memeriksa antrian ready dan memilih suatu proses untuk dieksekusi. Jika suatu sistem prosesor jamak mencoba untuk mengakses dan meng- update suatu struktur data, penjadwal dari prosesor-prosesor tersebut harus diprogram dengan hati-hati; kita harus yakin bahwa dua prosesor tidak memilih proses yang sama dan proses tersebut tidak hilang dari antrian. Secara virtual, semua sistem operasi modern mendukung SMP, termasuk Windows XP, Windows 2000, Solaris, Linux, dan Mac OS X.
c.       Affinity
Data yang paling sering diakses oleh beberapa proses akan memadati cache pada prosesor,sehingga akses memori yang sukses biasanya terjadi di memori cache. Namun, jika suatu proses . berpindah dari satu prosesor ke prosesor lainnya akan mengakibatkan isi dari cache memori yang dituju menjadi tidak valid, sedangkan cache memori dari prosesor asal harus disusun kembali populasi datanya. Karena mahalnya invalidating dan re-populating dari cache, kebanyakan sistem SMP mencoba untuk mencegah migrasi proses antar prosesor sehingga menjaga proses tersebut untuk berjalan di prosesor yang sama. Hal ini disebut afinitas prosesor ( processor affinity). Ada dua jenis afinitas prosesor, yakni:
·         Soft affinity yang memungkinkan proses berpindah dari satu prosesor ke prosesor yang lain, dan
·         Hard affinity yang menjamin bahwa suatu proses akan berjalan pada prosesor yang sama dan tidak berpindah. Contoh sistem yang menyediakan system calls yang mendukung hard affinity adalah Linux.
d.      Load Balancing
Dalam sistem SMP, sangat penting untuk menjaga keseimbangan workload antara semua prosesor untuk memaksimalkan keuntungan memiliki multiprocessor. Jika tidak, mungkin satu atau lebih prosesor idle disaat prosesor lain harus bekerja keras dengan workload yang tinggi. Load balancing adalah usaha untuk menjaga workload terdistribusi sama rata untuk semua prosesor dalam sistem SMP. Perlu diperhatikan bahwa load balancing hanya perlu dilakukan pada sistem dimana setiap prosesor memiliki antrian tersendiri( private queue) untuk proses-proses yang berstatus ready. Pada sistem dengan antrian yang biasa ( common queue), load balancing tidak diperlukan karena sekali prosesor menjadi idle, prosesor tersebut segera mengerjakan proses yang dapat dilaksanakan dari antrian biasa tersebut. Perlu juga diperhatikan bahwa pada sebagian besar sistem operasi kontemporer mendukung SMP, jadi setiap prosesor bisa memiliki private queue. Ada dua jenis load balancing, yakni:
·         Push migration, pada kondisi ini ada suatu task spesifik yang secara berkala memeriksa load dari tiap-tiap prosesor. Jika terdapat ketidakseimbangan, maka dilakukan perataan dengan memindahkan( pushing) proses dari yang kelebihan muatan ke prosesor yang idle atau yang memiliki muatan lebih sedikit.
·         Pull migration, kondisi ini terjadi saat prosesor yang idle menarik( pulling) proses yang sedang menunggu dari prosesor yang sibuk.
Kedua pendekatan tersebut tidak harus mutually exclusive dan dalam kenyataannya sering diimplementasikan secara paralel pada sistem load-balancing.
Keuntungan dari affinity berlawanan dengan keuntungan dari load balancing, yaitu keuntungan menjaga suatu proses berjalan pada satu prosesor yang sama dimana proses dapat memanfaatkan data yang sudah ada pada memori cache prosesor tersebut berkebalikan dengan keuntungan menarik atau memindahkan proses dari satu prosesor ke prosesor lain. Dalam kasus system engineering, tidak ada aturan tetap keuntungan yang mana yang lebih baik. Walaupun pada beberapa sistem, prosesor idle selalu menarik proses dari prosesor non-idle sedangkan pada sistem yang lain, proses dipindahkan hanya jika terjadi ketidakseimbangan yang besar antara prosesor.
e.      Symetric Multithreading
Ide dari SMT adalah untuk menciptakan banyak logical processor dalam suatu physical processor yang sama dan mempresentasikan beberapa prosesor kepada sistem operasi. Setiap logical processor mempunyai state arsitekturnya sendiri yang mencangkup general purpose dan machine state register. Lebih jauh lagi, setiap logical prosesor bertanggung jawab pada penanganan interupsinya sendiri, yang berarti bahwa interupsi cenderung dikirimkan ke logical processor dan ditangani oleh logical processor bukan physical processor. Dengan kata lain, setiap logical processor men- share resource dari physical processor-nya, seperti chace dan bus.
Gambar 15.2. Symetric Multithreading
Symetric Multithreading 
Gambar di atas mengilustrasikan suatu tipe arsitektur SMT dengan dua physical processor dengan masing-masing punya dua logical processor. Dari sudut pandang sistem operasi, pada sistem ini terdapat empat prosesor. Perlu diketahui bahwa SMT adalah fitur yang disediakan dalam hardware, bukan software, sehingga hardware harus menyediakan representasi state arsitektur dari setiap logical processor sebagaimana representasi dari penanganan interupsinya. Sistem operasi tidak perlu didesain khusus jika berjalan pada sistem SMT, akan tetapi performa yang diharapkan tidak selalu terjadi pada sistem operasi yang berjalan pada SMT. Misalnya, suatu sistem memiliki 2 physical processor, keduanya idle, penjadwal pertama kali akan lebih memilih untuk membagi thread ke physical processor daripada membaginya ke logical processor dalam physical processor yang sama, sehingga logical processor pada satu physical processor bisa menjadi sibuk sedangkan physical processor yang lain menjadi idle.
f.        Multicore Multiprocessor
Multicore microprocessor adalah kombinasi dua atau lebih prosesor independen kedalam sebuah integrated circuit(IC). Umumnya, multicore mengizinkan perangkat komputasi untuk memeragakan suatu bentuk thread level paralelism(TLP) tanpa mengikutsertakan banyak prosesor terpisah. TLP lebih dikenal sebagai chip-level multiprocessing.
Gambar 15.3. Chip CPU dual-core
Chip CPU dual-core
Keuntungan:
·         Meningkatkan performa dari operasi cache snoop (bus snooping). Bus snooping adalah suatu teknik yang digunakan dalam sistem pembagian memori terdistribusi dan multiprocessor yang ditujukan untuk mendapatkan koherensi pada cache. Hal ini dikarenakan sinyal antara CPU yang berbeda mengalir pada jarak yang lebih dekat, sehingga kekuatan sinyal hanya berkurang sedikit. Sinyal dengan kualitas baik ini memungkinkan lebih banyak data yang dikirimkan dalam satu periode waktu dan tidak perlu sering di- repeat.
·         Secara fisik, desain CPU multicore menggunakan ruang yang lebih kecil pada PCB ( Printed Circuit Board) dibanding dengan desain multichip SMP.
·         Prosesor dual-core menggunakan sumber daya lebih kecil dibanding sepasang prosesor dual-core.
·         Desain multicore memiliki resiko design error yang lebih rendah daripada desain single-core.
Kerugian:
·         Dalam hal sistem operasi, butuh penyesuaian kepada software yang ada untuk memaksimalkan kegunaan dari sumberdaya komputasi yang disediakan oleh prosesor multicore. Kemampuan prosesor multicore untuk meningkatkan performa aplikasi juga bergantung pada penggunaan banyaknya thread dalam aplikasi tersebut.
·         Dari sudut pandang arsitektur, pemanfaatan daerah permukaan  silikon dari desain single-core lebih baik daripada desain multicore.
·         Pengembangan chip multicore membuat produksinya menjadi menurun karena semakin sulitnya pengaturan suhu pada chip yang padat.

B.     Evaluasi Algoritma Penjadwalan CPU
a.       Model deterministik (analisis langsung)
·         SJF à kurang dari setengah waktu tunggu rata algoritma FCFS
·         RR à nilai tengah-tengah
b.      Model pengantrian (Queueing model)
c.       Implementasi (simulasi) : biaya tinggi


IV.             Kesimpulan
Dari pembahasan di atas kita dapat menarik sebuah kesimpulan tentang beberapa algoritma yang sudah dibahas, yaitu:
1.      Multilevel Queue. Algoritma ini membagi beberapa antrian yang akan diberi prioritas berdasarkan tingkatan. Tingkatan lebih tinggi menjadi prioritas utama.
2.      Multilevel Feedback Queue. Pada dasarnya sama dengan Multilevel Queue, yang membedakannya adalah pada algoritma ini diizinkan untuk pindah antrian.
3.      Guaranted Schedulling. Algoritma ini akan menjalankan proses dengan rasio terendah sampai dengan rasio proses di atas pesaingnya.
4.      Multiple Processing. Pada algoritma ini dibutuhkan dua prosessor yang digunakan untuk melakukan proses penjadwalan.

V.                Referensi
2.      Hariyanto, Bambang, Ir, “Sistem Operasi”, Edisi Kedua, Informatika, Bandung, 1997.
3.      Hariningsih, SP, “Sistem Operasi”, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2003.
4.      Stalling, William, “Operating System”, 2nd Edition, Prenticell Hall International Editions, USA, 1995.

Sabtu, 30 Maret 2013


PENGERTIAN PENAWARAN DAN PERMINTAAN
Penawaran adalah jumlah barang atau jasa yang tersedia dan dapat dijual oleh penjual pada berbagai tingkat harga, dan pada waktu tertentu.
Sedangkan permintaan adalah jumlah barang atau jasa yang ingin dan mampu dibeli oleh konsumen, pada berbagai tingkat harga, dan pada waktu tertentu.

B. Hukum Permintaan dan Hukum Penawaran


Jika semua asumsi diabaikan Jika harga semakin murah maka permintaan atau pembeli akan semakin banyak dan sebaliknya. Jika harga semakin rendah/murah maka penawaran akan semakin sedikit dan sebaliknya.
Semua terjadi karena semua ingin mencari kepuasan (keuntungan) sebesar-besarnya dari harga yang ada. Apabila harga terlalu tinggi maka pembeli mungkin akan membeli sedikit karena uang yang dimiliki terbatas, namun bagi penjual dengan tingginya harga ia akan mencoba memperbanyak barang yang dijual atau diproduksi agar keuntungan yang didapat semakin besar. Harga yang tinggi juga bisa menyebabkan konsumen/pembeli akan mencari produk lain sebagai pengganti barang yang harganya mahal.

HUKUM PERMINTAAN
Hukum permintaan adalah hukum yang menjelaskan tentang adanya hubungan yang bersifat negatif antara tingkat harga dengan jumlah barang yang diminta. Apabila harga naik jumlah barang yang diminta sedikit dan apabila harga rendah jumlah barang yang diminta meningkat. Dengan demikian hukum permintaan berbunyi:
“Semakin turun tingkat harga, maka semakin banyak jumlah barang yang tersedia diminta, dan sebaliknya semakin naik tingkat harga semakin sedikit jumlah barang yang bersedia diminta.”



Pada hukum permintaan berlaku asumsi ceteris paribus. Artinya hukum permintaan tersebut berlaku jika keadaan atau faktor-faktor selain harga tidak berubah (dianggap tetap).

HUKUM PENAWARAN


Bahwa semakin tinggi harga, jumlah barang yang ditawarkan semakin banyak. Sebaliknya semakin rendah harga barang, jumlah barang yang ditawarkan semakin sedikit. Inilah yang disebut hukum penawaran. Hukum penawaran menunjukkan keterkaitan antara jumlah barang yang ditawarkan dengan tingkat harga. Dengan demikian bunyi hukum penawaran berbunyi:
“Semakin tingi harga, semakin banyak jumlah barang yang bersedia ditawarkan. Sebaliknya, semakin rendah tingkat harga, semakin sedikit jumlah barang yang bersedia ditwarkan.”



Hukum penawaran akan berlaku apabila faktor-faktor lain yang memengaruhi penawaran tidak berubah (ceteris paribus).

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN
1. Perilaku konsumen / selera konsumen
Saat ini handphone blackberry sedang trend dan banyak yang beli, tetapi beberapa tahun mendatang mungkin blackberry sudah dianggap kuno.
2. Ketersediaan dan harga barang sejenis pengganti dan pelengkap
Jika roti tawar tidak ada atau harganya sangat mahal maka meises, selai dan margarin akan turun permintaannya.
3. Pendapatan/penghasilan konsumen
Orang yang punya gaji dan tunjangan besar dia dapat membeli banyak barang yang dia inginkan, tetapi jika pendapatannya rendah maka seseorang mungkin akan mengirit pemakaian barang yang dibelinya agar jarang beli.
4. Perkiraan harga di masa depan
Barang yang harganya diperkirakan akan naik, maka orang akan menimbun atau membeli ketika harganya masih rendah misalnya seperti bbm/bensin.
5. Banyaknya/intensitas kebutuhan konsumen
Ketika flu burung dan flu babi sedang menggila, produk masker pelindung akan sangat laris. Pada bulan puasa (ramadhan) permintaan belewah, timun suri, cincau, sirup, es batu, kurma, dan lain sebagainya akan sangat tinggi dibandingkan bulan lainnya.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Penawaran


1. Biaya produksi dan teknologi yang digunakan
Jika biaya pembuatan/produksi suatu produk sangat tinggi maka produsen akan membuat produk lebih sedikit dengan harga jual yang mahal karena takut tidak mampu bersaing dengan produk sejenis dan produk tidak laku terjual. Dengan adanya teknologi canggih bisa menyebabkan pemangkasan biaya produksi sehingga memicu penurunan harga.
2. Tujuan Perusahaan
Perusahaan yang bertujuan mencari keuntungan sebesar-besarnya (profit oriented) akan menjual produknya dengan marjin keuntungan yang besar sehingga harga jual jadi tinggi. Jika perusahaan ingin produknya laris dan menguasai pasar maka perusahaan menetapkan harga yang rendah dengan tingkat keuntungan yang rendah sehingga harga jual akan rendah untuk menarik minat konsumen.
3. Pajak
Pajak yang naik akan menyebabkan harga jual jadi lebih tinggi sehingga perusahan menawarkan lebih sedikit produk akibat permintaan konsumen yang turun.
4. Ketersediaan dan harga barang pengganti/pelengkap
Jika ada produk pesaing sejenis di pasar dengan harga yang murah maka konsumen akan ada yang beralih ke produk yang lebih murah sehingga terjadi penurunan permintaan, akhirnya penawaran pun dikurangi.
5. Prediksi / perkiraan harga di masa depan
Ketika harga jual akan naik di masa mendatang perusahaan akan mempersiapkan diri dengan memperbanyak output produksi dengan harapan bisa menawarkan/menjual lebih banyak ketika harga naik akibat berbagai faktor.

Penentuan harga Keseimbangan

Dalam ilmu ekonomi, harga keseimbangan atau harga ekuilibrium adalah harga yang terbentuk pada titik pertemuan kurva permintaan dan kurva penawaran. Terbentuknya harga dan kuantitas keseimbangan di pasar merupakan hasil kesepakatan antara pembeli (konsumen) dan penjual (produsen) di mana kuantitas yang diminta dan yang ditawarkan sama besarnya. Jika keseimbangan ini telah tercapai, biasanya titik keseimbangan ini akan bertahan lama dan menjadi patokan pihak pembeli dan pihak penjual dalam menentukan harga.

HUKUM PERMINTAAN

” Makin tinggi harga suatu barang, makin sedikit jumlah barang yang diminta ; sebaliknya makin rendah harga suatu barang makin banyak jumlah barang yang diminta”.
Hukum penawaran
” Makin tinggi harga suatu barang, makin banyak jumlah barang yang ditawarkan oleh para penjual; sebaliknya makin rendah harga suatu barang, makin sedikit jumlah barang yang ditawarkan”.

Kurva Permintaan dan Fungsi Permintaan

Kurve permintaan adalah suatu kurve yang menggambarkan sifat hubungan antara harga suatu barang dan jumlah barang tersebut yang diminta oleh para pembeli. Kurve permintaan dibuat berdasarkan data riel di masyarakat tentang jumlah permintaan suatu barang pada berbagai tingkat harga, yang disajikan dalam bentuk tabel.
Permintaan seseorang atau suatu masyarakat akan suatu barang ditentukan
oleh banyak faktor. Diantara faktor-faktor tersebut yang terpenting adalah :
Harga barang itu sendiri
Harga barang-barang lain yang bersifat substitutif terhadap barang tersebut
Pendapatan rumah-tangga atau pendapatan masyarakat
Selera seseorang atau masyarakat
Jumlah penduduk.
Fungsi permintaan ( demand function) adalah persamaan yang menunjukkan hubungan antara jumlah permintaan suatu barang dan semua faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan seperti yang telah disebutkan diatas, maka dapat disusun fungsi permintaan umum, sebagai berikut :
Qd = f ( Pq, Ps.i, Y, S, D), di mana :
Qd = jumlah barang yang diminta
Pq = harga barang itu sendiri
Ps.i = harga barang-barang substitusi ( i = 1,2,…,n)
Y = pendapatan
S = selera
D = jumlah penduduk.
Pengaruh Faktor-Faktor Selain Harga Barang Itu Sendiri Terhadap Permintaan
Perubahan permintaan suatu barang yang dipengaruhi oleh faktor-faktor selain harga barang itu sendiri, akan ditunjukkan oleh pergeseran kurve permintaan ke kiri atau ke kanan. Pergeseran ke kiri menunjukkan penurunan jumlah permintaan, sedangkan pergeseran ke kanan menunjukkan peningkatan jumlah permintaan.
Kurva Penawaran dan Fungsi Penawaran
Faktor – faktor yang mempengaruhi penawaran :
Harga barang itu sendiri
Harga barang-barang lain (barang-barang substitusi)
Biaya produksi
Tujuan-tujuan perusahaan
Tingkat teknologi yang digunakan
Kurve penawaran adalah kurve yang menunjukkan hubungan antara tingkat harga barang tertentu dan jumlah barang tersebut yang ditawarkan oleh penjual. Kurve ini dibuat atas dasar data riel mengenai hubungan tingkat harga barang dan jumlah penawaran barang tersebut yang dinyatakan dalam daftar penawaran (tabel penawaran).
Fungsi penawaran adalah persamaan yang menunjukkan hubungan antara jumlah barang yang ditawarkan oleh penjual dan semua faktor yang mempengaruhinya. Fungsi penawaran secara umum ditulis :
Qs = f (Pq, Pl.i, C, O, T), di mana :
Qs = jumlah barang yang ditawarkan
Pq = harga barang itu sendiri
Pl.i = harga barang-barang lain (i = 1,2, ….,n)
O = tujuan-tujuan perusahaan
T = tingkat teknologi yang digunakan.
Pengaruh Faktor-Faktor Selain Harga Barang Itu Sendiri
Apabila pengaruh harga barang itu sendiri (Pq) terhadap jumlah barang yang ditawarkan (Qs) ditunjukkan oleh gerakan naik-turun di sepanjang kurve penawaran, maka untuk pengaruh harga barang-barang lain (Pl), biaya produksi (C), tujuan-tujuan perusahaan (O), dan teknologi (T) ditunjukkan oleh pergeseran kurve penawaran ke kiri atau ke kanan.

Penentuan Harga Pasar dan Jumlah Barang Yang Diperjualbelikan

Harga pasar atau harga keseimbangan :
            Tingkat harga di mana jumlah barang yang ditawarkan oleh para penjual sama dengan jumlah barang yang diminta oleh para pembeli. Pada kondisi demikian dikatakan bahwa pasar dalam keadaan keseimbangan atau ekuilibrium.
Penentuan harga dan jumlah barang yang diperjualbelikan dalam keadaan
keseimbangan dapat dilakukan melalui tiga cara :
1.      tabel (angka)
2.      grafik (kurve)
3.      matematik

Untuk menentukan keadaan keseimbangan pasar kita dapat menggabungkan tabel
permintaan dan tabel penawaran menjadi tabel permintaan dan penawaran.
Keadaan keseimbangan pasar dapat ditentukan dengan menggabungkan kurve permintaan
dan kurve penawaran menjadi kurve permintaan dan penawaran.

Keadaan keseimbangan dapat pula ditentukan secara matematik, yaitu dengan
memecahkan persamaan permintaan dan persamaan penawaran secara serentak atau simultan.

SUMBER:
http://id.wikipedia.org
http://organisasi.org/



Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam memilih dan menciptakan kemakmuran. Inti masalah ekonomi adalah adanya ketidakseimbangan antara kebutuhan manusia yang tidak terbatas dengan alat pemuas kebutuhan yang jumlahnya terbatas. Permasalahan tersebut kemudian menyebabkan timbulnya kelangkaan (Ingg: scarcity).
Adam Smith diakui sebagai bapak dari ilmu ekonomi
Kata "ekonomi" sendiri berasal dari kata Yunani οκος (oikos) yang berarti "keluarga, rumah tangga" dan νόμος (nomos), atau "peraturan, aturan, hukum," dan secara garis besar diartikan sebagai "aturan rumah tangga" atau "manajemen rumah tangga." Sementara yang dimaksud dengan ahli ekonomi atau ekonom adalah orang menggunakan konsep ekonomi dan data dalam bekerja.

PERBEDAAN ANTARA EKONOMI MAKRO DAN MIKRO
Untuk membedakan konsep ekonomi mikro dan ekonomi makro, kita akan lihat masing-masing analisis dari ekonomi mikro dan ekonomi makro :


1.    Analisis Ekonomi Mikro

Analisis ekonomi mikro terdiri dari teori harga, teori produksi, dan teori distribusi. Hal tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Teori harga, antara lain membahas proses pembentukan harga oleh interaksi antara penawaran dan permintaan akan suatu barang dan jasa di dalam suatu pasar, faktor-faktor yang memengaruhi perubahan permintaan dan penawaran, hubungan antara harga permintaan dan penawaran, bentuk-bentuk pasar dan sebagainya.
b. Teori produksi, antara lain menganalisa masalah biaya produksi, tingkat produksi yang paling menguntungkan produsen, serta kombinasi faktor-faktor produksi yang harus dipilih oleh produsen agar tujuan untuk mencapai laba maksimum tercapai.
c. Teori distribusi membahas faktor-faktor yang menentukan tingkat upah tenaga kerja, tingkat bunga yang harus dibayar karena penggunaan modal, dan tingkat keuntungan yang diperoleh para pengusaha.


2. Analisis Ekonomi Makro
Kebalikan dari ekonomi mikro, ekonomi makro menganalisis keadaan keseluruhan dari kegiatan perekonomian. Ekonomi makro tidak membahas kegiatan yang dilakukan oleh seorang produsen, seorang konsumen atau seorang pemilik faktor produksi, tetapi pada keseluruhan tindakan para konsumen, para pengusaha, pemerintah, lembaga-lembaga keuangan, dan negara lain serta bagaimana pengaruh tidakan-tindakan tersebut terhadap perekonomian secara keseluruhan.


Secara umum ekonomi makro membahas :
a. Pendapatan nasional, yakni keseluruhan pendapatan yang diperoleh oleh suatu negara
b. Kesempatan kerja, yang menganalisis kondisi ketenagakerjaan yang bertujuan untuk meningkatkan kesempatan kerja dan mengurangi angka pengangguran.
c.  Stabilitas harga, yakni mencegah lonjakan harga yang terlalu tajam/ cepat yang dapat mengakibatkan inefisiensi dalam perekonomian.
d.    Perdagangan internasional, dimana terjadi perdagangan antar negara berupa kegiatan ekspor dan impor yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan petumbuhan ekonomi nasional.

Masalah Pokok Ekonomi

Pokok masalah ekonomi ada tiga, yaitu: produksi, konsumsi dan distribusi.
-
Produksi, menyangkut masalah usaha atau kegiatan mencipta atau menambah kegunaan suatu benda.
Pokok masalah ekonomi :
- produksi
- konsumsi
- distribusi.

-
Konsumsi, menyangkut kegiatan menghabiskan atau mengurangi kegunaan suatu benda.
-
Distribusi, menyangkut kegiatan menyalurkan barang dari produsen kepada konsumen.

MACAM2 SISTEM PEREKONOMIAN
Secara garis besar, kita mengenal empat sistem ekonomi yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan situasi kondisi dan ideologi negara yang bersangkutan. Keempat sistem ekonomi tersebut adalah sistem ekonomi tradisional, sistem ekonomi terpusat, sistem ekonomi pasar dan sistem ekonomi campuran.

-
Sistem Ekonomi Tradisional
Sistem ekonomi ini merupakan sistem ekonomi yang dijalankan secara bersama untuk kepentingan bersama (demokratis), sesuai dengan tata cara yang biasa ditempuh oleh nenek moyang sebelumnya.
Dalam sistem ini segala barang dan jasa yang diperlukan, dipenuhi sendiri oleh masyarakat itu sendiri. Tentunya Anda akan bertanya apa tugas pemerintah dalam sistem ekonomi tradisional ini?
Dalam sistem ekonomi tradisional, tugas pemerintah hanya terbatas memberikan perlindungan dalam bentuk pertahanan, dan menjaga ketertiban umum. Dengan kata lain kegiatan ekonomi yaitu masalah apa dan berapa, bagaimana dan untuk siapa barang diproduksi semuanya diatur oleh masyarakat.
Pada umumnya, sistem perekonomian ini berlaku pada negara-negara yang belum maju, dan mulai ditinggalkan.
-
Sistem Ekonomi Terpusat
Pada sistem ekonomi ini, pemerintah bertindak sangat aktif, segala kebutuhan hidup termasuk keamanan dan pertahanan direncanakan oleh pemerintah secara terpusat. Pelaksanaan dilakukan oleh daerah-daerah di bawah satu komando dari pusat.
Dengan demikian, masalah apa dan berapa, bagaimana dan untuk siapa barang diproduksi, semuanya diatur oleh pemerintah secara terpusat. Kebebasan untuk melakukan kegiatan ekonomi dibatasi sehingga inisiatif perorangan tidak dapat berkembang.
Pada umumnya sistem ekonomi terpusat ini diterapkan pada negara-negara yang menganut paham komunis. Namun karena kurang sesuai dengan aspirasi rakyat, akhir-akhir ini sudah ditinggalkan.
-
Sistem Ekonomi Pasar
Pada sistem ekonomi pasar, kehidupan ekonomi diharapkan dapat berjalan bebas sesuai dengan mekanisme pasar.
Siapa saja bebas memproduksi barang dan jasa, sehingga mendorong masyarakat untuk bekerja lebih giat dan efisien. Dengan demikian bagi produsen memungkinkan memperoleh laba sebesar-besarnya. Jika barang atau jasa dapat dipasarkan, pada akhirnya produsen akan menyesuaikan dengan keinginan dan daya beli konsumen.
Salah satu ciri sistem ekonomi pasar adalah berlakunya persaingan secara bebas. Akibatnya yang kuat bertambah kuat, sedang yang lemah semakin terdesak tidak berdaya. Untuk mengatasi keadaan itu pemerintah ikut campur tangan melalui peraturan perundang-undangan yang dianggap perlu, sehingga terbentuk sistem ekonomi pasar yang terkendali, bukan ekonomi bebas lagi.

-
Sistem Ekonomi Campuran
Sistem ekonomi campuran pada umumnya ditetapkan pada negara-negara berkembang. Dalam sistem ini sektor swasta dan pemerintah sama-sama diakui. Hal ini berarti di samping sektor swasta, terdapat pula badan perencana negara yang merencanakan arah dan perkembangan ekonomi. Sistem ekonomi campuran ini dasarnya merupakan perpaduan antara sistem ekonomi terpusat dengan sistem ekonomi pasar.

Sumber :
http://id.Wikipedia.org
Eko, Yuli. 2009. Ekonomi  1 : Untuk SMA dan MA Kelas  X. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional : Jakarta.
Mulyati, sri Nur dan Mahfudz, Agus dan Permana, Leni. 2009. Ekonomi 1 : Untuk Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah Kelas X. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional : Jakarta.

Selasa, 02 Oktober 2012